Rabu, 07 Desember 2011

Hampir Gila


                Ketika hari ulang tahunku, semua orang terdekatku merayakan hari ulang tahunku. Teman-teman-teman, sahabat,  keluarga, begitu pula kekasih yang selama ini aku bangga-banggakan, Bimbim. Kebahagiaan yang sangat luar biasa yang baru pertama kali aku rasakan, yaitu mendapatkan hadiah dari seorang kekasih yang sangat aku cintai. Dia memberikan aku sebuah boneka Shaun the Sheep dan sebuah bingkai berisikan foto yang tertulis namaku dan dia, Rahayu dan BImbim. Namun kebahagiaan itu mulai sirna, karna itu menjadi hari terakhir aku bertemu dengannya dan terakhir kalinya aku menemukan kebahagiaan didalam rumahku sendiri………
                Sudah hampir sebulan kerjaanku hanya marah-marah saja dirumah. Rumah ini seperti neraka bagiku, tak sedikitpun aku merasa sejuk berada didalamnya. Entah itu karna factor seisi rumah, atau memang cuaca sangat panas? Selain karna suasana rumah, aku juga sering sekali menggumam karna urusan sekolah. Begitu banyak tugas yang menghajar waktuku. Kondisi yang sangat tidak aku sukai. Padahal aku harus mengerjakan tugas dari sekolah, namun disisi lain aku harus bekerja keras membereskan rumah. Bayangkan saja dalam waktu kurang dari seminggu aku harus mengerjakan tugas yang segunung seperti bahasa Indonesia semua tugas yang ada di LKS, membuat wawancara, menyimpulkan khotbah, membuat resensi, dll, biologi juga semua soal di LKS, agama islam juga setengah LKS, bahasa inggris modul dan LKS di Translete semua text nya dan di kerjaan soal-soalnya, fisika membuat 20 soal didalam power point beserta kunci jawabannya, serta mengerjakan 45 soal dari US tahun kemarin menggunakan cara, kimia mengerjakan LKS UH 5 dan USnya, serta banyak embel-embel tugas yang tidak dapat aku sebutkan satu persatu. Belum lagi tugas dari organisasi, membuat proposal classmeeting, proposal untuk acara donor darah, huh ! Aku mulai muak dengan semua tugas-tugas itu. Aku tidak sanggup kalau harus mengerjakan itu semua dalam keadaan aku harus mencuci baju, menjemurnya, menyapu, mengepel, mencuci piring  “setiap hari” sedangkan semua tugasku itu tak ada yang membantu!
                Selain tugas-tugas wajibku, aku juga sangat geram dengan Bimbim. Dia tidak pernah sekalipun member kabar kepadaku. Tidak pernah lagi member perhatian kepadaku, tidak pernah perduli lagi denganku. Aku dan dia seperti hidup sendiri-sendiri. Mungkin dia sudah tidak lagi membutuhkanku. Ingin sekali aku berteriak ditelinganya tentang kata-kata yang dulu pernah terucap sebelum aku menerimanya. Semua kata-kata “BULLSHIT”, semuanya menyakitkanku. Apakah dia fikir aku ini hanya pajangan? Hanya patung yang bisa dia datangi dan tinggalkan sesuka hatinya? Apakah dia fikir aku tidak membutuhkan kabarnya? Apakah dia pernah berfikir tentang apa yang dia lakukan selama ini? Karna semua yang dia lakukan ini, aku terus saja berfikir “mungkin dia bosan, mungkin dia jenuh. Aku tidak bisa melakukan apapun untuknya, aku tidak bisa memberikan apapun untuknya, tapi aku berjanji, selama aku bisa aku akan mengabulkan apa yang dia mau. (Kalau bisa)” lalu apakah dia menjauh karna hal ini? Karna aku belum sempat memberikan sesuatu untuknya? Itu konyol ! karna dia yang sering bilang untuk saling terima apa-adanya. Kemana dia yang dahulu???
                Sudah sering kali aku menyindir semua masalah ini, aku nyanyikan lewat sebuah lagu yang sesuai, aku membuat status di social network, mengirim sms secara frontal, tapi tak ada satupun diantara mereka yang mau mengerti ! mereka menganggap semua inihanyalah hal kecil yang tidak penting untuk dipikirkan. Huh ! kalau saja mentalku ciut, mungkin aku sudah masuk (RSJ) Rumah Sakit Jiwa Sekarang !
                Hampir setiap malam aku melaksanakan ritual yang biasa disebut dengan “GALAU”. Aku mempersembahkan sms berisi kata hatiku kepada semua orang yang nomornya ada di contact ku. Namun kadang balasan dari mereka sangatlah tidak bermutu sehingga tangisan mengakhiri sms-sms ku. Hingga aku tertidur lelap baru tangisan itu terhentikan.
                Suatu malam, aku menyatakan bahwa aku benar-benar mencintai Bimbim dan tidak mau dia meninggalkanku. Namun tuhan berkata lain, mungkin ini memang jalan yang harus ku tempuh untuk sementara.. saat sedang menangis karna Bimbim lagi-lagi tidak memperdulikanku, aku mengingat semua masa laluku dengannya, ketika pertama kali aku mengenalnya, dia mendekatiku dan ‘dor’ dia menembakku. Aku terus berkhayal sampai aku tertidur dan bermimpi, mimpi ini cukup membuatku bingung, awalnya, Bimbim dating ke rumahku, dia mencoba untuk menemuiku namun aku terus menunda-nunda, aku bilang aku sibuk, makan, mandi, mengerjakan Pr, namun anehnya Bimbim tetap bersabar menungguku diruang tamu. Kakakku memaksaku untuk menemuinya. Dengan sedikit terpaksa akupun menemuinya, disana tidak ada kata lain selain maaf yang dia ucapkan, dia benar-benar meminta maaf dan sangat merasa bersalah. Aku tidak kuat dengan situasi ini, dalam hatiku telah berbenturan antara bahagia, benci dan sedih. Saat aku beranjak pergi, Bimbim meraih tanganku dan berusaha untuk memelukku, dia berhasil meraihku namun sebelum dia berhasil memelukku, aku berteriak dengan emosi tingkat tinggi, aku mengatakan bahwa “Aku benci kamu ! kamu gak pernah perduli sama aku ! aku ga mau ngeliat kamu lagi ! kamu bertolak belakang dengan semua kata-katamu, kamu harus pergi dari hidupku SEKARANG!” mendengar hal itu, Bimbim dam terpaku. Aku dengan sigap segera mendorongnya dengan penuh dendam dan pergi meninggalkannya. Tak bisa berhenti aku menangis karnanya. Keesokan harinya dia mengakakku untuk pergi ke tempat dia dulu menyatakan cintanya, dia membawa motornya dengan kecepatan diatas 120 km/jam. Aku sangat ketakutan dan akhirnya aku terbangun dari mimpi tersebut. Sejak mimpi itu aku tidak lagi bersedih ketika melihat foto-fotonya ataupun ketika mengingat kenanganku dengannya.
                Yaah, mungkin dia butuh waktu untuk bersama dengan teman-temannya yang selama satu bulan lebh sudah dia tinggalkan. Tapi apakah harus dengan cara mengabaikanku????? Aku memutuskan untuk tidak mengganggunya lagi dengan sms-sms yang tidak penting baginya. Aku mulai memenjarai  perasaanku agar tidak terpaku dengannya. Aku berjanji tidak akan menghubinginya ataupun membalas koneksi dari dia lewat handphone maupun lewat social network. Aku hanya akan menerimanya lagi apabila dia mau menemuiku..
Aku merindukan senyumannya, gombalannya, tawanya, dan segalanya yang membuatku mencintainya :(

Rabu, 09 November 2011

bagaimana kalau tidak punya kesempatan?

dalam suasana melahirkan seorang anak..
tak ada sedikitpun rasa sakit yang di rasa
hingga seorang perempuan datang dan tersenyum bahagia menyatakan bahwa anakku sangatlah cantik
dalam keadaan percaya tidak percaya aku menggendong anak tersebut.
dalam hati ku bertanya, siapa ayah dari anak ini??
difikiranku hanya ada satu nama yaitu pacarku bimbim..
tapi dia tidak melakukan apapun..
lalu siapa???
yang ku rasa sekarang dalah rasa malu
aku tidak mau muncul di dunia ini lagi karna kehadiran bayiku di masa remaja ku ini
padahal aku tidak pernah mengandungnya
perutku bahkan tidak pernah sebesar bayi ini.
kenapa tiba-tiba aku dihadapkan kepada suasana melahirkan seperti ini?
apa yang sesungguhnya terjadi?
aku merasa kecewa kepada diriku sendiri
aku teringat pada janjiku terhadap diriku sendiri
dan teringat juga dengan janjiku kepada sahabatku untuk menikah 5 tahun lagi dan baru boleh punya anak..
aku menangis dipundaknya sampai bajunya basah kuyup
keadaanku menjadi sangat tak menentu
mengingat pesan guru biologiku yang mengatakan untuk tidak melahirkan sebelum pernikahan
tangisanku bertambah parah dan air mataku tidak dapat berhenti menetes
aku harus putus dengan bimbim!
dia tidak boleh bersangkutpaut dengan keadaan ini.
dia memang tidak salah apa-apa!
dan tiba-tiba saja muncul bayang-bayang dibenakku tentang seseorang yang sudah menghancurkan masa depanku
tanpa kuduga-duga, ternyata dia adalah tetanggaku sendiri
bagaimana caranya aku menjelaskan kepada kedua orang tuaku?
aku memutuskan untuk menyelesaikan urusanku dengan bimbim.
aku harus memutuskan hubunganku dengannya
aku akan sangat merasa berdosa apabila dia terkena getahnya
berhubung mendesak dan tidak ada kendaraan lain selain motor,
aku terpaksa mengendarai motor walaupun sesungguhnya aku tidak bisa.
diparkiran aku bertemu dengan seseorang laki-laki yang cukup menawan membawa mobil balap berwarna putih.
dia mengajakku kenalan dan mengaku bersedia menjadi suamiku.
kemudian aku hanya bilang aku bingung dan segera mengendarai motorku dengan mengebut.
yang terakhir aku ingat hanyalah aku jatuh ketika melewati lumpur lembab.
ketika aku membuka mata, seseorang mengatakan padaku bahwa aku sedang di surga
banyak sekali taman bermain dan sungai-sungai jernih
rumput-rumput hijau menghiasi perjalananku menuju penjaga ditempat itu
saat aku hendak menyentuh pundaknya, seseorang telah mendahului menyentuh pundakku.
dengan spontan aku menoleh ke belakang
dan yang ku temui adalah seseorang laki-laki yang ku temui di parkiran tadi.
dia mengajakku untuk bersenang-senang dan megajakku terbang dengan sayapnya
lantas kebahagiaan macam apa ini?
aku merasa telah melewati luasnya samudera dan langit-langit biru
tanpa ku duga-duga aku telah berada di sebuah pabrik
yang mengantarkan barang-barang milik orang-orang yang berada di tempat ini.
tiba-tiba aku teringat dengan bimbim.
aku mencari handphone yang aku ingat ada di kantong baju ku.
sudah ketemu, dan aku membaca banyak sekali sms disana
ada sms dari ibuku yang bertanya kemana aku dan kapan aku akan pulang.
ada juga dari ayahku yang menyuruhku untuk cepat pulang karna seluruh orang rumah sangat khawatir.
kemudian sms dari teman-temanku yang bilang mereka merindukanku
yang terakhir sms dari bimbim yang bilang bahwa dia membenciku...
karna tidak pernah memberi kabar kepadanya dan membiarkannya merindukanku dalam waktu yang sangat lama
aku tambah merasa bersaalah kepadanya.
aku berusaha mengirim sms untuk bimbim, tapi tidak bisa
hingga laki-laki pembalap itu tiba-tiba menyodorkan handphone yang berkelap kelip.
dia menyuruhku menggunakan handphone itu dan aku diberikan kesempatan satu kali sms saja
lalu siapa yang harus aku sms?
aku harus mengatakan putus dengan bimbim
karna tidak mungkin aku membiarkan dia menungguku seumur hidupnya
dan tidak mungkin juga aku membiarkanya dituduh yang tidak-tidak oleh polisi
tapi disisi lain aku juga harus memberitahu teman-temanku untuk tidak merindukanku
dan aku akan menunggu mereka ditempat ini selamanya
yang pentingnya lagi, aku juga harus memberi kabar kepada kedua orang-tuaku
agar mereka tidak lagi khawatir kepadaku
dan mulai mencoba mengikhlaskan kpergianku ke tempat yang tidak punya jalan keluar ini
ditengah kebingunganku, laki-laki pembalap itu mengangkat wajahku
dan memberikan petunjuk kepadaku untuk melihat dunia yang sesungguhnya.
tentang siapa yang harus aku beritahu..
tapi seketika saja aku....

membuka mata dan tersadar bahwa aku hanya bermimpi ... #NGOKKKK !!!!!

Jumat, 04 November 2011

Penyesalan



Ketika baru bangun tidur, ibuku sedang sibuk mengedor-gedor pintu kamarku untuk membangunkanku. Tapi sayangnya aku tidur menggunakan airphone, jadi aku tak mendengar ibuku. Saat ku membuka pintu, wajah ibu tampak seram memelototi aku, disusul dengan ayah yang tiba-tiba datang, “apa aku melewatkan sesuatu?” tanyaku dengan  polos. Namun kedua orangtuaku hanya diam. Tapi saat aku ingin beranjak ke tempat tidur, ayahku bicara lantang “malam ini kamu harus bertemu dengan calon suamimu !” tubuhku menjadi kaku dan mataku terbelalak kaget “apahh?” tanyaku sambil menatap kedua orang tuaku, “Sasa, kenapa sih kamu disore hari  begini, sempat saja tidur? Sekarang cepat mandi dan berdandan yang cantik” kata ibuku sambil menunjuk ke kamar mandi. Aku hanya memandang sinis kedua orangtuaku dan mendobrak pintu kamar mandi saat menutupnya. Aku berfikir keras di kamar mandi, ‘bagaimana ini? Aku masih ingin menunggu Harry, Harry Asshidiq pujaan hatiku sejak smp. Aku sangat yakin kalo suatu hari nanti dia akan datang kepadaku. Dia yang akan  menjadi calon suamiku. Jadi, aku tidak boleh datang malam ini !’. Selesai mandi, aku shalat dan berdoa kepada Allah agar acara malam ini gagal. Amin.
Selesai shalat, ku lihat ayah sedang menerima telfon diruang tamu, aku ingin mendengarkan, tapi itu sulit. Tiba-tiba aku dikagetkan oleh ibuku yang kebetulan lewat, “hayoo, ngapain kamu? Nguping ya? Hmm, bukannya ganti baju, dandan yang cantik.. kan mau ketemu calon suami kamu Sa..” kata ibu sambil tolak pinggang. Aku hanya tersenyam-senyum dan menggaruk-garuk kepala. “ibu..” suara ayah memanggil ibu, “iya ayah..” jawab ibu seraya menghampiri ayah diruang tamu. Yeah ! kali ini aku bisa mendengarnya. Ayah bilang pada ibu kalau acaranya tidak jadi karena orang yang mau jadi calon suamiku itu kabur. Hmm, senangnya, bukan hanya aku yang tidak mau dijodohkan !
            Keesokan harinya, ibu tersenyum senang dan bilang kepadaku kalau malam ini calon suamiku itu akan datang kerumah. Ya tuhan… kenapa begini sih? Aku bingung., apa yang harus aku lakukan? Akhirnya aku memutuskan untuk kabur sampai calon suamiku itu pulang. Namun ibu memergokiku saat aku ingin keluar rumah, “ehem, mau kemana Sa?” aku panas dingin serta panik. Aku harus bilang apa? “emm, aku mau..” terputus saat ayahku tiba-tiba menyambar, “mau kemana??”, aduuh, aku semakin deg-degan, bismillahirrahmaanirrahim.. “Sasa Cuma.. emm” aku menelan ludah sambil berfikir keras, “emm, ke salon. Iya ! ke salon ko. Kan aku harus cantik, ya kan?” ibuku hanya tersenyum dan membiarkanku pergi. Huh, selamat ! aku pergi ke mall dan mengelilinginya hingga berkali-kali. Saat ku lihat jam, sudah pukul 10 malam. Ya ampun.. wajar saja aku kelelahan, berkeliling selama itu. Hmm, aku tidak mau pulang ke rumah. Akhirnya aku memutuskan untuk pergi ke rumah sahabatku, Rika. “Assalamu’alaikum..” baru ku ucap salam, sudah terdengar suara seseorang memanggilku dari belakang, “Sasa ! keterlaluan kamu.” Ya tuhan.. itu suara ibu. Saat aku menoleh, wajah ibu merah dan sangat geram. Aku dipaksa pulang, namun aku menolaknya, “bu, aku ga mau dijodohin kaya gini. Kalo aku ga bahagia sama dia gimana? Ibu mau ngeliat aku sengsara? Hah?” aku menatap ibu dengan tajam. Namun ibu menjadi sangat lembut, “Sasa, seorang ibu ga akan bahagia melihat anaknya tidak bahagia. Jadi, kamu percaya ya sama ibu, ini adalah yang terbaik buat kamu”, aku menunduk dan tak kuat membendung air mata, “tapi, aku belum bisa membuka hatiku untuk siapapun  bu..” aku menangis di pelukan ibuku, “yasudah, kita coba dulu  ya..” mungkin aku masih belum terima, tapi aku akan mencoba. Demi kedua orangtuaku.
            Keesokan harinya, ibu dan ayahku terlihat sangat bersedih. Saat ku Tanya, ternyata ada kabar yang sungguh tak bisa ku duga–duga. Orang yang mau dijodohkan denganku itu kawin lari dengan orang yang dicintainya. Ibuku benar-benar meminta maaf kepadaku dengan sebesar-besarnya, dan dengan besar hati akupun memaafkannya, “yasudah, yang berlalu biarlah berlalu. Emm, sebenarnya  siapa sih temen ayah yang mau jodohin anaknya sama aku itu? Ibu ga pernah cerita kan?” ibuku diam tak mau bicara, “bu...” aku mendesaknya, hingga akhirnya ibu membuka mulut,”namanya, ahmad..” karna kurang jelas, akupun bertanya kembali, “lengkapnya siapa bu..?” ibu mengambil nafas panjang dan kembali bicara “ahmad hasanudin” aku terkaget-kaget dan merasa tidak percaya, “apa dia sudah tua dan, isterinya sudah meninggal?” tanyaku penasaran, deg-deg.. jantungku berdegup cepat sambil menunggu jawaban ,“iya ! dan anaknya itu adalah anak keduanya” mataku merah dan air mataku menumpuk ingin segera menetes, “dan nama anaknya.....” aku tak sanggup berbicara karena menahan tangisku “Harry Asshidiq..” kata ibu sambil menoleh kepadaku. Aku terjatuh lemas dan tak berdaya. Sungguh ku tak percaya menyia-nyiakan orang yang selama ini ku nantikan, yang telah ada didepan mata dan sekarang menghilang dalam sekejap mata…  -_-
Aku menyesal…

Antara Cinta dan persahabatan



Ketika Tubuh mulai terasa lelah, aku berbaring di atas tempat tidur sambil mencoba menutup mata. Namun saat aku hampir terlelap, suara handphone terdengar ditelinga dan membuat mataku terbuka. Karena lelah, aku berusaha mengabaikannya. Setelah nada berhenti, muncul lagi nada baru tanda seseorang sedang mencoba menghubungi. Dengan terpaksa aku bangun dan mengambil handphone. Nomor tak dikenal ! Aku mengangkat telfonnya, tapi panggilan berakhir setelah aku mengucap kata “halo”. Beberapa detik kemudian, handphone kembali berdering, hingga berulang kali terjadi hal yang sama. Karena kesal, aku me-riject telefon setiap kali nomor tak dikenal itu menelfon, hingga akhirnya berhenti. Saat aku ingin kembali mencoba untuk tidur, dering handphone kembali berbunyi, namun hanya sebuah nada sms. Saat ku buka pesan itu, hanya terdapat kata “angkat !” dan nomor tak dikenal kembali menelfon. Dengan jengkel aku kembali mengangkat telfon, “HALO !” aku berteriak sekeras mungkin. Namun kejengkelanku mulai reda saat ku dengar suara seseorang dibalik nomor tak dikenal itu, “Rasti ya?” katanya dengan lembut. Suara yang tak asing lagi untuk telingaku, “iya, ini Fahmi ya?” aku menebak dengan penuh keyakinan. Namun ternyata telingaku memang tak salah, “iya, lagi sibuk ga?” tanyanya. Sungguh ini membuat rasa lelahku sedikit berkurang. Aku berbincang dengannya hingga beberapa jam dan membuat rasa lelahku menghilang seiring waktu. Ketika sedang bercanda tawa dengan Santai, tiba-tiba terasa sunyi, dan saat ku lihat handphone ku telah mati karena baterainya habis. Telefonpun berakhir.
            Sejak hari itu, aku menjadi lebih dekat dengan Fahmi. Dia memang baik, hingga sahabatku Naya, pernah membuat pernyataan bahwa dia sangat menyukai Fahmi. Namun tak dapat dipungkiri, bahwa aku juga merasakan hal yang sama, walaupun aku tak berani mengungkapkan kepada siapapun..!
Setelah lama aku dekat dengan Fahmi, akhirnya dia mengungkapkan perasaan bahwa dia menyukaiku, tapi aku masih ragu atas perasaanku dan aku tak mau menyakiti hati sahabatku. Tanpa ragu aku menolaknya dan menjadikannya sebagai sahabatku.
            Entah mengapa, semakin lama perasaanku menjadi semakin jelas. Aku merasa benar-benar menyayangi Fahmi dan ingin memilikinya. Begitu pula dengan Fahmi yang tak pernah berhenti meyakinkanku atas perasaannya. Namun aku terus menolaknya. Walaupun hatiku merasa sedikit terluka, aku tetap memikirkan sahabatku.
Naya tidak pernah berhenti memohon kepadaku untuk mendekatkannya dengan Fahmi. Akupun berusaha melakukannya, namun Fahmi terus menolaknya, dia mengatakan bahwa dia tidak menyukai Naya. Itu membuatku bingung, namun aku terus mencoba untuk mendekatkan hati mereka.
            Hubunganku dengan Fahmi semakin lama menjadi seperti ‘Hubungan Tanpa Status’, sedangkan Naya tidak pernah menyerah untuk mendapatkan Fahmi dan slalu berusaha melakukan apapun untuk Fahmi. Namun aku juga tidak bisa membohongi perasaanku sendiri. Aku juga merasa sangat ingin saling memiliki dengan Fahmi. Sampai Fahmi berhenti meyakinkan perasaannya kepadaku-pun, aku masih merasa ingin memilikinya dan perasaan itu semakin dalam. Aku berusaha menjalani apa adanya, aku menjadi sahabat dekatnya Fahmi dan persahabatanku dengan Naya juga tak kalah dekat.
            Saat kelulusan sekolah, Naya berbicara padaku, “Ras, perasaan gw untuk Fahmi ga pernah berubah. Gw ga mau jauh dari dia. Please Ras, bantu gw buat deket sama dia. Gw sayang banget sama dia”. Itu membuat hatiku dagdigdug dan tersentak kaget, aku hanya mampu mengucap kata “iya”. Lalu apa yang harus aku lakukan? Sedangkan Fahmi tidak pernah menyukai Naya..
            Dihari sebelum perpisahan itu benar-benar terjadi, aku berusaha untuk membuat Fahmi mau mencoba untuk mencintai Naya. Namun tak pernah ku duga, dia mengucap kata yang membuatku merasa hatiku hancur dan tak berdaya, “maaf Ras, gw sama sekali ga pernah suka sama Naya”, dia berhenti sejenak dan mengambil nafas panjang, “dan sedikit demi sedikit, gw mencoba untuk ngelupain perasaan gw ke-lu”, dia meneruskan dan wajahnya terlihat agak murung, “dan akhirnya gw nemuin seorang cewe yang sekarang udah jadian sama gw. Sedikit demi sedikit perasaan gw ke-lu mulai pudar..” dia menarik nafas lagi dan melanjutkan kalimat terakhirnya, “dan sekarang,, perasaan itu bener-bener udah gak ada. Makasih ya selama ini udah jadi sahabat gw.”. Dia tersenyum dan pergi meninggalkanku.
            Sejak hari itu, tak ada kabar sedikitkpun tentangnya. Mungkin, dia sudah bahagia dengan perempuan itu, begitu pula dengan Naya, yang telah menemukan seseorang yang dapat menggantikan posisi Fahmi dihatinya. Aku bahagia mengetahui sahabatku bahagia, walaupun aku sendiri belum menemukan kebahagiaan yang mereka dapatkan itu.
Sahabat adalah teman dalam hidup kita. Bukan hanya teman yang bisa menjadi sahabat untuk kita, tapi keluarga, kekasih, bahkan diri sendiri juga bisa kita jadikan sahabat. Dan jangan lupa untuk menjadikan hidup ini sebagai sahabat kita.

Itulah arti sebuah persahabatan.

Cinta Lokasiku



Diawali dengan Training Center yang tidak pernah menjadi niatanku. Dan ternyata orang yang baru beberapa hari yang lalu menembakku, di Training Center ini dia menjadi seniorku.
            Sejak awal masuk Training Center itu, aku Rahayu, sudah dipertemukan dengan Bimbim. Seorang pria yang selalu datang terlambat selama Training Center berjalan. Mungkin karna memang rumahnya agak jauh dan rawan macet. Sebenarnya bisa saja dia datang tepat waktu kalau memang niat (hehe). Setelah kenal lebih jauh tentangnya, ternyata dia adalah orang yang sangat humoris. Semua orang bisa dibuat tertawa olehnya. Ya walaupun memang Training Center dikelompokku orangnya rata-rata humoris.
            Setiap sore selalu ada games untuk Training Center, entah itu memasukkan bola pimpong ke dalam aqua gelas menggunakan selembar kertas, bermain konsentrasi, permainan ini botol, mengoper karet menggunakan sedotan dimulut, hingga menutup mata dan mengenali suara pasangannya dalam permainan itu. Semua games itu akan selalu ku ingat. Belum lagi hukuman-hukumannya yang selalu melibatkan aku dengan Bimbim. Pernah disuruh main gombal-gombalan, bernyanyi duet, huh sampai direkam-rekam segala! ya ampun…
            Tanpa pernah ku duga-duga, ternyata dia memendam rasa untukku. Dia mengungkapkan perasaannya ditengah-tengah candaan kami ketika sedang berkirim SMS. Aku tau dia berusaha mengungkapkan, tapi aku terus mengelak. Aku takut terbawa suasana dan tanpa sengaja ku ucapkan kalau aku memiliki rasa yang sama. Padahal aku pun tidak tau apakah aku merasakan hal yang sama atau tidak. Banyak yang bilang sifatku dan dia sama alias tidak jauh berbeda. Aku tau dan paham sifat mana yang mereka maksud. Tapi aku tidak mau perduli dan memikirkan hal itu lebih lanjut karna aku ingin serius dulu menyelesaikan Training Center.
            Selama Training Center berjalan, tidak sedikit orang yang terus-menerus mendesakku untuk berkata jujur tentang perasaanku. Kawan-kawan seperjuanganku tidak ada yang sekeras seniorku ketika mendesakku. Yang paling mendesak adalah senior yang menjadi curahan hati si Bimbim. Wajar saja! Tapi aku tidak pernah sekalipun mengucap kalau aku ada rasa untuk Bimbim. Bukan karna aku takut disidang, tapi aku memang ingin membuat semua orang penasaran (haha) dan aku ingin, hanya aku dan Bimbim yang tau jawabannya setelah mungkin, setelah selesai Training Center nanti, dia menanyakan hal ini. Bimbim memang sempat berpesan padaku agar aku tidak menerima siapapun sebelum Training Center berakhir. Ya tuhan, kata-kata itu jelas dia ungkapkan setelah dia mengungkapkan perasaannya ditengah-tengah canda. Dan itu membuatku penasaran J
            Setelah sebulan  menjalani Training Center, akhirnya kegiatan itu berakhir. Setelah itu, Bimbim terus saja mengirim sms untukku. Tapi aku hanya membalas singkat, bahkan kadang tidak ku balas sama sekali, hingga suatu hari, ada seorang senior yang menyatakan rasa sayangnya untukku. Aku tidak pernah menyangkan bahwa aku bisa mendapat kasih sayangnya hingga dia pernah berhayal tingkat tinggi untuk memilikiku. Memang kebetulan, ketika dia sedang bermasalah dengan kekasihnya, aku selalu ada untuk mendengarkan curhatannya, memberikan alasan se-positif mungkin dan berusaha menghiburnya. Tapi ternyata semua itu percuma karna akhirnya mereka malah putus. Nama senior itu adalah Seno. Dia orang yang berfikiran sangat dewasa, umurnya berbeda 3 tahun denganku. Cintanya begitu tulus, karna dia benar-benar bersabar atas semua yang ku lakukan padanya. Bahkan masalah Bimbim sekalipun, dia mau mendengarkan curhatanku. Bukan salahku kalau aku curhat dengannya karna dari sebagian besar teman-temanku, banyak yang bilang kalau dia orangnya enak di ajak curhat, dia mengerti apa mau kita dan tau bagaimana jalan keluarnya. Hebat !
            Belum selesai masalah ini, muncul lagi 3 orang pria yang mengaku menyukaiku. Tapi aku tidak mau memperdulikan mereka. Karna untuk memilih antara 2 orang ini saja aku sudah sangat bingung. Bimbim tidak pernah berhenti meyakinkan perasaannya kepadaku, dia benar-benar ketakutan apabila aku marah padanya. Dan dia begitu bahagia apabila aku tersenyum padanya. Jujur saja memilih antara Bimbim dan Seno adalah hal yang sulit. Namun sebenarnya aku dan Bimbim memiliki sifat yang sama yang mungkin dapat membuat kami merasa cocok. Walaupun aku yakin, persamaan sifat kadang membuat suatu hubungan menjadi tidak berwarna. Karna terlalu bingung, aku bertanya kepada orang-orang yang aku percayai, termasuk Seno. Tapi setelah di voting, ternyata lebih banyak yang mendukung aku dengan Bimbim. Karna semua orag berfikir kalau aku dan Bimbim sudah saling memendam rasa sejak pertama kali bertemu. Tapi kenapa tidak ada satu orangpun yang tau kalau Seno juga menyimpan rasa untukku sejak pertama kali bertemu? Ya walaupun dipihakku tidak membalas. Mungkin karna posisinya Seno yang sudah memiliki kekasih saat itu.
            Sering kali ku dengar berita bahwa Bimbim akan menembakku. Hal itu semakin membuatku panik. Aku sama sekali tidak bisa berfikir tentang masalah itu dan masalah hatiku untuk siapa? Aku tidak yakin aku bisa memilih tanpa bantuan dari orang lain. Maka dari itu aku bertanya kepada seorang sahabatku, kakak perempuanku dan orang yang tau jalan ceritaku dengan Bimbim dan Seno. Dari mereka bertiga, hanya satu orang yang mendukungku dengan Seno. Maka aku bertekad untuk memilih…… Bimbim.
Dan akhirnya…. Hari-hari terakhir sebelum Bimbim menyatakan lagi cintanya…
Hari jum’at aku buka puasa bersama dengan warga SMA. Hari Sabtu, aku buka puasa bersama dengan teman-teman OSIS. Hari minggu, aku buka puasa bersama dengan teman-teman Training Center serta senior. Hari senin, aku buka puasa bersama dengan sahabat-sahabat di SMA. Hari selasa, aku buka puasa bersama dengan sahabat-sahabat Training Center. Hari rabu, aku buka puasa bersama dengan keluarga dirumah. Hari kamis, aku buka puasa bersama dengan sahabat-sahabat SMP. Hari jum’atnya lagi aku buka puasa bersama dengan orang yang ‘pernah’ aku sayangi selama bertahun-tahun. Hari sabtunya lagi aku buka puasa bersama dengan ‘Seno’. Dan hari minggunya lagi aku Sahur On The Rute dengan Bimbim dan dia mengungkapkan perasaannya dan dia menanyakan perasaanku dan kemudian aku menerimanya menjadi kekasihku :D

Dihari Ulang tahunku yang ke 16, Bimbim memberikanku Sebuah Bantal Shaun the Sheep dan Sebuah frame berisi foto kami berdua. Dua kado itu adalah kado pertamaku dari pacar pertama yang pertama kali aku izinkan menjadi kekasihku dihari ulang tahunku. Terima kasih Bimbim. Kebahagiaanku bukan karna status ataupun  hadiah darimu melainkan karna kehadiranku di tengah-tengah acaraku bersama keluarga J