Ketika
hari ulang tahunku, semua orang terdekatku merayakan hari ulang tahunku. Teman-teman-teman,
sahabat, keluarga, begitu pula kekasih
yang selama ini aku bangga-banggakan, Bimbim. Kebahagiaan yang sangat luar
biasa yang baru pertama kali aku rasakan, yaitu mendapatkan hadiah dari seorang
kekasih yang sangat aku cintai. Dia memberikan aku sebuah boneka Shaun the
Sheep dan sebuah bingkai berisikan foto yang tertulis namaku dan dia, Rahayu
dan BImbim. Namun kebahagiaan itu mulai sirna, karna itu menjadi hari terakhir
aku bertemu dengannya dan terakhir kalinya aku menemukan kebahagiaan didalam
rumahku sendiri………
Sudah hampir
sebulan kerjaanku hanya marah-marah saja dirumah. Rumah ini seperti neraka
bagiku, tak sedikitpun aku merasa sejuk berada didalamnya. Entah itu karna factor
seisi rumah, atau memang cuaca sangat panas? Selain karna suasana rumah, aku
juga sering sekali menggumam karna urusan sekolah. Begitu banyak tugas yang
menghajar waktuku. Kondisi yang sangat tidak aku sukai. Padahal aku harus
mengerjakan tugas dari sekolah, namun disisi lain aku harus bekerja keras
membereskan rumah. Bayangkan saja dalam waktu kurang dari seminggu aku harus
mengerjakan tugas yang segunung seperti bahasa Indonesia semua tugas yang ada
di LKS, membuat wawancara, menyimpulkan khotbah, membuat resensi, dll, biologi
juga semua soal di LKS, agama islam juga setengah LKS, bahasa inggris modul dan
LKS di Translete semua text nya dan di kerjaan soal-soalnya, fisika membuat 20
soal didalam power point beserta kunci jawabannya, serta mengerjakan 45 soal
dari US tahun kemarin menggunakan cara, kimia mengerjakan LKS UH 5 dan USnya,
serta banyak embel-embel tugas yang tidak dapat aku sebutkan satu persatu. Belum
lagi tugas dari organisasi, membuat proposal classmeeting, proposal untuk acara
donor darah, huh ! Aku mulai muak dengan semua tugas-tugas itu. Aku tidak
sanggup kalau harus mengerjakan itu semua dalam keadaan aku harus mencuci baju,
menjemurnya, menyapu, mengepel, mencuci piring “setiap hari” sedangkan semua tugasku itu tak
ada yang membantu!
Selain
tugas-tugas wajibku, aku juga sangat geram dengan Bimbim. Dia tidak pernah
sekalipun member kabar kepadaku. Tidak pernah lagi member perhatian kepadaku,
tidak pernah perduli lagi denganku. Aku dan dia seperti hidup sendiri-sendiri. Mungkin
dia sudah tidak lagi membutuhkanku. Ingin sekali aku berteriak ditelinganya
tentang kata-kata yang dulu pernah terucap sebelum aku menerimanya. Semua kata-kata
“BULLSHIT”, semuanya menyakitkanku. Apakah dia fikir aku ini hanya pajangan? Hanya
patung yang bisa dia datangi dan tinggalkan sesuka hatinya? Apakah dia fikir
aku tidak membutuhkan kabarnya? Apakah dia pernah berfikir tentang apa yang dia
lakukan selama ini? Karna semua yang dia lakukan ini, aku terus saja berfikir “mungkin
dia bosan, mungkin dia jenuh. Aku tidak bisa melakukan apapun untuknya, aku
tidak bisa memberikan apapun untuknya, tapi aku berjanji, selama aku bisa aku
akan mengabulkan apa yang dia mau. (Kalau bisa)” lalu apakah dia menjauh karna
hal ini? Karna aku belum sempat memberikan sesuatu untuknya? Itu konyol ! karna
dia yang sering bilang untuk saling terima apa-adanya. Kemana dia yang
dahulu???
Sudah sering
kali aku menyindir semua masalah ini, aku nyanyikan lewat sebuah lagu yang
sesuai, aku membuat status di social network, mengirim sms secara frontal, tapi
tak ada satupun diantara mereka yang mau mengerti ! mereka menganggap semua
inihanyalah hal kecil yang tidak penting untuk dipikirkan. Huh ! kalau saja mentalku
ciut, mungkin aku sudah masuk (RSJ) Rumah Sakit Jiwa Sekarang !
Hampir
setiap malam aku melaksanakan ritual yang biasa disebut dengan “GALAU”. Aku mempersembahkan
sms berisi kata hatiku kepada semua orang yang nomornya ada di contact ku. Namun
kadang balasan dari mereka sangatlah tidak bermutu sehingga tangisan mengakhiri
sms-sms ku. Hingga aku tertidur lelap baru tangisan itu terhentikan.
Suatu
malam, aku menyatakan bahwa aku benar-benar mencintai Bimbim dan tidak mau dia
meninggalkanku. Namun tuhan berkata lain, mungkin ini memang jalan yang harus
ku tempuh untuk sementara.. saat sedang menangis karna Bimbim lagi-lagi tidak
memperdulikanku, aku mengingat semua masa laluku dengannya, ketika pertama kali
aku mengenalnya, dia mendekatiku dan ‘dor’ dia menembakku. Aku terus berkhayal
sampai aku tertidur dan bermimpi, mimpi ini cukup membuatku bingung, awalnya,
Bimbim dating ke rumahku, dia mencoba untuk menemuiku namun aku terus
menunda-nunda, aku bilang aku sibuk, makan, mandi, mengerjakan Pr, namun
anehnya Bimbim tetap bersabar menungguku diruang tamu. Kakakku memaksaku untuk
menemuinya. Dengan sedikit terpaksa akupun menemuinya, disana tidak ada kata
lain selain maaf yang dia ucapkan, dia benar-benar meminta maaf dan sangat
merasa bersalah. Aku tidak kuat dengan situasi ini, dalam hatiku telah
berbenturan antara bahagia, benci dan sedih. Saat aku beranjak pergi, Bimbim
meraih tanganku dan berusaha untuk memelukku, dia berhasil meraihku namun
sebelum dia berhasil memelukku, aku berteriak dengan emosi tingkat tinggi, aku
mengatakan bahwa “Aku benci kamu ! kamu gak pernah perduli sama aku ! aku ga mau
ngeliat kamu lagi ! kamu bertolak belakang dengan semua kata-katamu, kamu harus
pergi dari hidupku SEKARANG!” mendengar hal itu, Bimbim dam terpaku. Aku dengan
sigap segera mendorongnya dengan penuh dendam dan pergi meninggalkannya. Tak bisa
berhenti aku menangis karnanya. Keesokan harinya dia mengakakku untuk pergi ke
tempat dia dulu menyatakan cintanya, dia membawa motornya dengan kecepatan
diatas 120 km/jam. Aku sangat ketakutan dan akhirnya aku terbangun dari mimpi
tersebut. Sejak mimpi itu aku tidak lagi bersedih ketika melihat foto-fotonya
ataupun ketika mengingat kenanganku dengannya.
Yaah,
mungkin dia butuh waktu untuk bersama dengan teman-temannya yang selama satu
bulan lebh sudah dia tinggalkan. Tapi apakah harus dengan cara
mengabaikanku????? Aku memutuskan untuk tidak mengganggunya lagi dengan sms-sms
yang tidak penting baginya. Aku mulai memenjarai perasaanku agar tidak terpaku dengannya. Aku berjanji
tidak akan menghubinginya ataupun membalas koneksi dari dia lewat handphone
maupun lewat social network. Aku hanya akan menerimanya lagi apabila dia mau
menemuiku..
Aku merindukan senyumannya, gombalannya, tawanya, dan segalanya yang membuatku mencintainya :(
Tidak ada komentar:
Posting Komentar