Rabu, 07 Desember 2011

Hampir Gila


                Ketika hari ulang tahunku, semua orang terdekatku merayakan hari ulang tahunku. Teman-teman-teman, sahabat,  keluarga, begitu pula kekasih yang selama ini aku bangga-banggakan, Bimbim. Kebahagiaan yang sangat luar biasa yang baru pertama kali aku rasakan, yaitu mendapatkan hadiah dari seorang kekasih yang sangat aku cintai. Dia memberikan aku sebuah boneka Shaun the Sheep dan sebuah bingkai berisikan foto yang tertulis namaku dan dia, Rahayu dan BImbim. Namun kebahagiaan itu mulai sirna, karna itu menjadi hari terakhir aku bertemu dengannya dan terakhir kalinya aku menemukan kebahagiaan didalam rumahku sendiri………
                Sudah hampir sebulan kerjaanku hanya marah-marah saja dirumah. Rumah ini seperti neraka bagiku, tak sedikitpun aku merasa sejuk berada didalamnya. Entah itu karna factor seisi rumah, atau memang cuaca sangat panas? Selain karna suasana rumah, aku juga sering sekali menggumam karna urusan sekolah. Begitu banyak tugas yang menghajar waktuku. Kondisi yang sangat tidak aku sukai. Padahal aku harus mengerjakan tugas dari sekolah, namun disisi lain aku harus bekerja keras membereskan rumah. Bayangkan saja dalam waktu kurang dari seminggu aku harus mengerjakan tugas yang segunung seperti bahasa Indonesia semua tugas yang ada di LKS, membuat wawancara, menyimpulkan khotbah, membuat resensi, dll, biologi juga semua soal di LKS, agama islam juga setengah LKS, bahasa inggris modul dan LKS di Translete semua text nya dan di kerjaan soal-soalnya, fisika membuat 20 soal didalam power point beserta kunci jawabannya, serta mengerjakan 45 soal dari US tahun kemarin menggunakan cara, kimia mengerjakan LKS UH 5 dan USnya, serta banyak embel-embel tugas yang tidak dapat aku sebutkan satu persatu. Belum lagi tugas dari organisasi, membuat proposal classmeeting, proposal untuk acara donor darah, huh ! Aku mulai muak dengan semua tugas-tugas itu. Aku tidak sanggup kalau harus mengerjakan itu semua dalam keadaan aku harus mencuci baju, menjemurnya, menyapu, mengepel, mencuci piring  “setiap hari” sedangkan semua tugasku itu tak ada yang membantu!
                Selain tugas-tugas wajibku, aku juga sangat geram dengan Bimbim. Dia tidak pernah sekalipun member kabar kepadaku. Tidak pernah lagi member perhatian kepadaku, tidak pernah perduli lagi denganku. Aku dan dia seperti hidup sendiri-sendiri. Mungkin dia sudah tidak lagi membutuhkanku. Ingin sekali aku berteriak ditelinganya tentang kata-kata yang dulu pernah terucap sebelum aku menerimanya. Semua kata-kata “BULLSHIT”, semuanya menyakitkanku. Apakah dia fikir aku ini hanya pajangan? Hanya patung yang bisa dia datangi dan tinggalkan sesuka hatinya? Apakah dia fikir aku tidak membutuhkan kabarnya? Apakah dia pernah berfikir tentang apa yang dia lakukan selama ini? Karna semua yang dia lakukan ini, aku terus saja berfikir “mungkin dia bosan, mungkin dia jenuh. Aku tidak bisa melakukan apapun untuknya, aku tidak bisa memberikan apapun untuknya, tapi aku berjanji, selama aku bisa aku akan mengabulkan apa yang dia mau. (Kalau bisa)” lalu apakah dia menjauh karna hal ini? Karna aku belum sempat memberikan sesuatu untuknya? Itu konyol ! karna dia yang sering bilang untuk saling terima apa-adanya. Kemana dia yang dahulu???
                Sudah sering kali aku menyindir semua masalah ini, aku nyanyikan lewat sebuah lagu yang sesuai, aku membuat status di social network, mengirim sms secara frontal, tapi tak ada satupun diantara mereka yang mau mengerti ! mereka menganggap semua inihanyalah hal kecil yang tidak penting untuk dipikirkan. Huh ! kalau saja mentalku ciut, mungkin aku sudah masuk (RSJ) Rumah Sakit Jiwa Sekarang !
                Hampir setiap malam aku melaksanakan ritual yang biasa disebut dengan “GALAU”. Aku mempersembahkan sms berisi kata hatiku kepada semua orang yang nomornya ada di contact ku. Namun kadang balasan dari mereka sangatlah tidak bermutu sehingga tangisan mengakhiri sms-sms ku. Hingga aku tertidur lelap baru tangisan itu terhentikan.
                Suatu malam, aku menyatakan bahwa aku benar-benar mencintai Bimbim dan tidak mau dia meninggalkanku. Namun tuhan berkata lain, mungkin ini memang jalan yang harus ku tempuh untuk sementara.. saat sedang menangis karna Bimbim lagi-lagi tidak memperdulikanku, aku mengingat semua masa laluku dengannya, ketika pertama kali aku mengenalnya, dia mendekatiku dan ‘dor’ dia menembakku. Aku terus berkhayal sampai aku tertidur dan bermimpi, mimpi ini cukup membuatku bingung, awalnya, Bimbim dating ke rumahku, dia mencoba untuk menemuiku namun aku terus menunda-nunda, aku bilang aku sibuk, makan, mandi, mengerjakan Pr, namun anehnya Bimbim tetap bersabar menungguku diruang tamu. Kakakku memaksaku untuk menemuinya. Dengan sedikit terpaksa akupun menemuinya, disana tidak ada kata lain selain maaf yang dia ucapkan, dia benar-benar meminta maaf dan sangat merasa bersalah. Aku tidak kuat dengan situasi ini, dalam hatiku telah berbenturan antara bahagia, benci dan sedih. Saat aku beranjak pergi, Bimbim meraih tanganku dan berusaha untuk memelukku, dia berhasil meraihku namun sebelum dia berhasil memelukku, aku berteriak dengan emosi tingkat tinggi, aku mengatakan bahwa “Aku benci kamu ! kamu gak pernah perduli sama aku ! aku ga mau ngeliat kamu lagi ! kamu bertolak belakang dengan semua kata-katamu, kamu harus pergi dari hidupku SEKARANG!” mendengar hal itu, Bimbim dam terpaku. Aku dengan sigap segera mendorongnya dengan penuh dendam dan pergi meninggalkannya. Tak bisa berhenti aku menangis karnanya. Keesokan harinya dia mengakakku untuk pergi ke tempat dia dulu menyatakan cintanya, dia membawa motornya dengan kecepatan diatas 120 km/jam. Aku sangat ketakutan dan akhirnya aku terbangun dari mimpi tersebut. Sejak mimpi itu aku tidak lagi bersedih ketika melihat foto-fotonya ataupun ketika mengingat kenanganku dengannya.
                Yaah, mungkin dia butuh waktu untuk bersama dengan teman-temannya yang selama satu bulan lebh sudah dia tinggalkan. Tapi apakah harus dengan cara mengabaikanku????? Aku memutuskan untuk tidak mengganggunya lagi dengan sms-sms yang tidak penting baginya. Aku mulai memenjarai  perasaanku agar tidak terpaku dengannya. Aku berjanji tidak akan menghubinginya ataupun membalas koneksi dari dia lewat handphone maupun lewat social network. Aku hanya akan menerimanya lagi apabila dia mau menemuiku..
Aku merindukan senyumannya, gombalannya, tawanya, dan segalanya yang membuatku mencintainya :(

Tidak ada komentar: