27 January 2012 Pukul 00.01
Rahayu mengirim pesan untuk Bimbim “Happy Birthday ya Sayang
:* maaf ga bisa kasih apa-apa..”
Malam itu Bimbim tidak segera
membalas SMS-ku. Aku mengerti, itu adalah tengah malam, dan tidak sepantasnya
aku belum tertidur pukul segitu. Pagi-pagi sebelum berangkat sekolah, aku
siapkan kado yang sudah ku persiapkan untuk Bimbim beberapa bulan yang lalu.
Saat mendengar suara hape berdering , aku segera mengambilnya dan membuka satu
pesan baru dari Bimbim “Terima kasih ya” . sebenarnya agak kecewa melihat
balasannya yang tanpa basa-basi itu, tapi aku tidak mau bertengkar hanya karna
hal itu, dengan cepat aku mengetik balasan SMS-ku untuk Bimbim “Udah makan
belom? Sholat Shubuh dulu yaa.. J”
dengan tersenyum-senyum aku berangkat kesekolah. Sampai bel istirahat aku
menunggu balasan SMS dari Bimbim, dia tidak membalas sepatah katapun. Aku
berusaha berfikir positif tentangnya, emm mungkin dia masih ngantuk -_-. Hingga
bel Pulang Bimbim tetap tidak membalas SMS dariku. Logikanya, dia sekolah siang, jadi tidak
mungkin saat aku pulang sekolah dia masih tertidur. Mencoba berfikir positif,
aku berfikir bahwa pulasanya habis walaupun aku tau, dia hidup di Twitter yang
sebetulnya menggunakan pulsa.
2 Hari
kemudian, dia masih tidak memberikan kabar dan tetap hanya hidup di twitter dan
diantara teman-teman sekolahnya. Aku mulai muak dan kurasa sangat percuma kado
untuknya aku persiapkan dari berbulan-bulan yang lalu, kado ini seperti sudah
basi rasanya. Aku mulai terluka dengan sikapnya. Akhirnya ku putuskan untuk
mendatangi rumahnya dan menitipkan semua kado untuknya kepada ibu dan kakaknya.
Aku menangis tak karuan untuknya, andaikan dia tau betapa kecewanya aku padanya
! aku berusaha untuk tidak meminta kabar darinya, tapi keadaan berkata lain.
Disaat aku tidak membutuhkan, dia justru baru memberi kabar “Rahayu, terima
kasih atas kadonya, semua ini kado yang aku inginkan. Maaf aku seperti tidak
menghargaimu” tak terbuka pintu maafku untuknya, aku biarkan SMS-SMS darinya
bertumpuk di Inbox-ku. Sampai dia berhenti, aku baru membacanya. Tak kuasa ku
menahan tangis yang deras membahasi kasurku. Keesokan paginya hatiku mulai
terasa sedikit tenang, aku mencoba membalas SMS-nya satu kali, tapi ternyata
dia tidak menghargaiku sama sekali. Lagi-lagi dia tidak membalas SMS dariku.
Berbagai caci maki dari teman-temanku untuknya dan untuk hubungan kita, ku
dengar dengan menahan nafas..... “Putusin Bimbim Rahayu.. dia pengecut, dia
jahat, dan dia tidak baik sama sekali !”
12 February 2012 Pukul 19.14
Sering
kali aku mencoba memberi tau tentang perasaanku, tapi Bimbim tetap tak mau
mengerti. Sampai akhirnya aku Share semua keluh-kesah ku ke catatan Social
Network yang hanya bisa dilihat oleh aku dan dia. Tentang betapa kecewanya aku
atas apa yang dia lakukan selama ini. Setelah itu dia baru mau membalas SMS-ku
“Mungkin, lebih baik kita masing-masing saja” huh! Panas rasanya hati ini
membaca pesan tak terduga itu, selagi Bimbim SMS, lebih baik aku segera
membalasnya sebelum dia online lagi, “Kenapa?” sangat deg-degan aku menunggu
SMS darinya, seperti nyawa sudah di ujung kepala, saat SMS dari Bimbim masuk,
aku membaca doa-doa untuk mengharap keajaiban, tapi ternyata dia membalas “aku
ga suka kamu share catatan tadi ke Social Network. Berkesan aku ini cowok
paling brengsek tau ga” emosiku mulai memuncak. Dia sendiri yang memulai. Aku
mencoba bicara baik-baik dia tidak mau, harus dengan cara apa aku memberi tau
kepadanya? Aku hanya ingin dia ada disampingku. Seharusnya dia ada ketika aku
sedih dan membutuhkannya dan seharusnya dia ada ketika aku merasa bahagia dan
kebahagiaan itu tidak akan sempurna tanpa dia disisiku. Kemana saja dia? Kalau
aku tidak Share catatan itu, dia tidak akan memberikan jawaban untukku, aku
yakin itu.. “tapi kamu ngerasa ga kamu kaya gitu?” aku berusaha meyakinkannya,
dia bilang “iya, tapi ga perlu di share kan?” “yaudah maaf, tapi yakin tuh
putus?” hemm! Sebenarnya aku sangat ingin katakan tidak untuk pilihannya, tapi
aku tidak mau dibilang mengemis dengan orang yang tidak menginginkanku lagi.
“kenapa kamu pilih jalan putus?” aku tanya untuk meyakinkan, “aku ga mau
nyakitin kamu lagi” BULLSHIT! Kenapa dia ga coba berubah aja untuk ga nyakitin
aku?? Kalo emang udah ga sayang, seharusnya dia bilang, supaya aku lebih tenang
melepasnya! Tanpa berfikir lagi, aku pun mengatakan “kita putus nih?” jelas
saja dia bilang “iya, maaf ya Rahayu” yayaya, tak perlu lagi aku mengharapkan
kabar darinya :’(
Beberapa minggu kemudian dia mengirim pesan untukku “inget
ya, Suatu hari nanti, aku pasti tanyain sesuatu ke kamu” . aku sangat tidak
yakin dengan kata-katanya, aku hanya menjawab “ga perlu, aku yakin pasti kamu
yang bakal lupa” hatiku mulai bimbang ketika dia berkata “No, I will Remember
it” huh ! whatever.. jalani saja apa yang ada. Tak perlu terlalu banyak
berharap, dia bukan tipe orang yang mementingkan perasaan orang lain.. :’)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar