Rabu, 11 April 2012

Putus Pacar


27 January 2012 Pukul 00.01
Rahayu mengirim pesan untuk Bimbim “Happy Birthday ya Sayang :* maaf ga bisa kasih apa-apa..”
Malam itu Bimbim tidak segera membalas SMS-ku. Aku mengerti, itu adalah tengah malam, dan tidak sepantasnya aku belum tertidur pukul segitu. Pagi-pagi sebelum berangkat sekolah, aku siapkan kado yang sudah ku persiapkan untuk Bimbim beberapa bulan yang lalu. Saat mendengar suara hape berdering , aku segera mengambilnya dan membuka satu pesan baru dari Bimbim “Terima kasih ya” . sebenarnya agak kecewa melihat balasannya yang tanpa basa-basi itu, tapi aku tidak mau bertengkar hanya karna hal itu, dengan cepat aku mengetik balasan SMS-ku untuk Bimbim “Udah makan belom? Sholat Shubuh dulu yaa.. J” dengan tersenyum-senyum aku berangkat kesekolah. Sampai bel istirahat aku menunggu balasan SMS dari Bimbim, dia tidak membalas sepatah katapun. Aku berusaha berfikir positif tentangnya, emm mungkin dia masih ngantuk -_-. Hingga bel Pulang Bimbim tetap tidak membalas SMS dariku.  Logikanya, dia sekolah siang, jadi tidak mungkin saat aku pulang sekolah dia masih tertidur. Mencoba berfikir positif, aku berfikir bahwa pulasanya habis walaupun aku tau, dia hidup di Twitter yang sebetulnya menggunakan pulsa.
                2 Hari kemudian, dia masih tidak memberikan kabar dan tetap hanya hidup di twitter dan diantara teman-teman sekolahnya. Aku mulai muak dan kurasa sangat percuma kado untuknya aku persiapkan dari berbulan-bulan yang lalu, kado ini seperti sudah basi rasanya. Aku mulai terluka dengan sikapnya. Akhirnya ku putuskan untuk mendatangi rumahnya dan menitipkan semua kado untuknya kepada ibu dan kakaknya. Aku menangis tak karuan untuknya, andaikan dia tau betapa kecewanya aku padanya ! aku berusaha untuk tidak meminta kabar darinya, tapi keadaan berkata lain. Disaat aku tidak membutuhkan, dia justru baru memberi kabar “Rahayu, terima kasih atas kadonya, semua ini kado yang aku inginkan. Maaf aku seperti tidak menghargaimu” tak terbuka pintu maafku untuknya, aku biarkan SMS-SMS darinya bertumpuk di Inbox-ku. Sampai dia berhenti, aku baru membacanya. Tak kuasa ku menahan tangis yang deras membahasi kasurku. Keesokan paginya hatiku mulai terasa sedikit tenang, aku mencoba membalas SMS-nya satu kali, tapi ternyata dia tidak menghargaiku sama sekali. Lagi-lagi dia tidak membalas SMS dariku. Berbagai caci maki dari teman-temanku untuknya dan untuk hubungan kita, ku dengar dengan menahan nafas..... “Putusin Bimbim Rahayu.. dia pengecut, dia jahat, dan dia tidak baik sama sekali !”
12 February 2012 Pukul 19.14
                Sering kali aku mencoba memberi tau tentang perasaanku, tapi Bimbim tetap tak mau mengerti. Sampai akhirnya aku Share semua keluh-kesah ku ke catatan Social Network yang hanya bisa dilihat oleh aku dan dia. Tentang betapa kecewanya aku atas apa yang dia lakukan selama ini. Setelah itu dia baru mau membalas SMS-ku “Mungkin, lebih baik kita masing-masing saja” huh! Panas rasanya hati ini membaca pesan tak terduga itu, selagi Bimbim SMS, lebih baik aku segera membalasnya sebelum dia online lagi, “Kenapa?” sangat deg-degan aku menunggu SMS darinya, seperti nyawa sudah di ujung kepala, saat SMS dari Bimbim masuk, aku membaca doa-doa untuk mengharap keajaiban, tapi ternyata dia membalas “aku ga suka kamu share catatan tadi ke Social Network. Berkesan aku ini cowok paling brengsek tau ga” emosiku mulai memuncak. Dia sendiri yang memulai. Aku mencoba bicara baik-baik dia tidak mau, harus dengan cara apa aku memberi tau kepadanya? Aku hanya ingin dia ada disampingku. Seharusnya dia ada ketika aku sedih dan membutuhkannya dan seharusnya dia ada ketika aku merasa bahagia dan kebahagiaan itu tidak akan sempurna tanpa dia disisiku. Kemana saja dia? Kalau aku tidak Share catatan itu, dia tidak akan memberikan jawaban untukku, aku yakin itu.. “tapi kamu ngerasa ga kamu kaya gitu?” aku berusaha meyakinkannya, dia bilang “iya, tapi ga perlu di share kan?” “yaudah maaf, tapi yakin tuh putus?” hemm! Sebenarnya aku sangat ingin katakan tidak untuk pilihannya, tapi aku tidak mau dibilang mengemis dengan orang yang tidak menginginkanku lagi. “kenapa kamu pilih jalan putus?” aku tanya untuk meyakinkan, “aku ga mau nyakitin kamu lagi” BULLSHIT! Kenapa dia ga coba berubah aja untuk ga nyakitin aku?? Kalo emang udah ga sayang, seharusnya dia bilang, supaya aku lebih tenang melepasnya! Tanpa berfikir lagi, aku pun mengatakan “kita putus nih?” jelas saja dia bilang “iya, maaf ya Rahayu” yayaya, tak perlu lagi aku mengharapkan kabar darinya :’(
Beberapa minggu kemudian dia mengirim pesan untukku “inget ya, Suatu hari nanti, aku pasti tanyain sesuatu ke kamu” . aku sangat tidak yakin dengan kata-katanya, aku hanya menjawab “ga perlu, aku yakin pasti kamu yang bakal lupa” hatiku mulai bimbang ketika dia berkata “No, I will Remember it” huh ! whatever.. jalani saja apa yang ada. Tak perlu terlalu banyak berharap, dia bukan tipe orang yang mementingkan perasaan orang lain.. :’)

Tidak ada komentar: