Sebelum
aku mulai masuk ke dalam organisasi ini,
ternyata sudah ada seseorang yang tengah memerhatihatikanku. Seno namanya. Mengapa dia terus bertanya-tanya dimana aku? Siapa
aku? Bagaimana aku? Tapi yasudahlah. Mungkin ini hanya masalah organisasi. Sesuatu
yang wajar dilakukan seorang pemimpin untuk mencari tau kinerja adik-adiknya.
Walaupun terkadang agak sedikit melenceng ke dalam masalah pribadiku.
Setelah 3
bulan ku jalankan tugas intiku dalam organisasi itu, akupun menuju tugas yang
baru. Masa bhaktiku masih berlaku. Organisasi ini menuntutku untuk selalu
datang dan aktif. Hal ini membuatku Lebih sering bertemu dengan Seno. Aku fikir
tak akan ada masalah antara aku dan dia, walaupun ternyata dia memang terlanjur
memendam rasa untukku. Sering ku perhatikan gerak-gerik setiap tingkah lakunya,
tak perlu aku bertanya ke dalam hatinya, karna matanya pun sudah berbicara
lantang kepadaku (Agak lebay). Namun meskipun dia hadir lebih dahulu
dibandingkan Bimbim, yang lebih dahulu mencuri hatiku adalah Bimbim. Tertutup
rapat kesempatan untuk Seno mendapatkan cintaku.
26-07-11, Faldi,
masuk ke dalam nominasi sahabat berjenis kelamin laki-laki yang paling baik
yang pernah aku kenal. Dia selalu berkata jujur kepadaku, karna aku memang
tidak bertanya yang macam-macam kepadanya. Satu-satunya masalah yang aku
campuri tanganku, hanyalah masalah percintaannya dia. Selebihnya, aku tidak
begitu berani menanyakan terutama masalah keluarganya. Apapun yang bisa aku
lakukan, akan aku lakukan untuk membahagiakan orang yang pernah menjadi pujaan
hatiku ini. Karna tak mungkin aku membahagiakannya dengan status berpacaran.
Aku hanya berfikir untuk membantunya dan membahagiakannya dengan catatan
‘Lingkungan Persahabatan’ Salah satu mantannya yang aku kenal betul sebagai
teman mainku, bahkan sempat mencemburui kedekatanku dengannya. Tapi ya
sudahlah, semua orang di sekolah kami saat itu tau, bahwa aku dan dia memang
sedekat ini selamanya. Hari ini, aku di ajak buka puasa bersama dengannya.
Dengan senang hati aku menerima tawaran tersebut, karna memang aku sudah lama
tidak berjumpa dengannya sejak aku kelas 2 SMA. Bisa ku rasakan kehangatan
ketika berada didekatnya, mungkin ini karna dia satu-satunya sahabat berjenis
kelamin laki-laki yang aku miliki separuh jiwanya, aku sempat berfikir untuk
kembali mencintainya, namun aku mengelak berusaha melakukan penolakan keras
pada fikiran ini.
27-08-11, Seno
mengajakku pergi buka puasa bersama dan kami bercerita banyak hal tentang
kepribadian masing-masing. Sedikit demi sedikit dia mencongkel hatiku, tapi
terus aku berusaha mengelak dengan satu alasan ‘Bimbim’. Seno sudah sering kali
meyakinkanku untuk lebih teliti dalam memilih pasangan. Berkali-kali pula ia
mengutarakan tentang perasaannya. Aku sama sekali tidak menganggapnya
laki-laki aneh, tapi aku selalu
menatapnya dengan tatapan aneh, “Apa yang dia suka dari diriku?” aku hanya
membatin selama berbuka puasa dengannya. Pulang dari Sumarecon, kami segera
menuju tempat organisasi kami yang sedang mengadakan acara pada malam itu.
Sesampainya disana, kami segera memecah dan aku ditarik terus bersama Bimbim.
Selang acara itu berlangsung, kesesokan harinya aku dan Bimbim menyatukan
perasaan dalam sebuah hubungan ‘pacaran’. Aku bukan tidak mau memikirkan
perasaan Seno, hanya saja aku memang tidak tau apa yang harus aku fikirkan saat
itu. Karna aku tidak mau mengambil pusing, aku pun memilih menjalani apa
adanya.
5 Bulan
sudah kujalani hubungan dengan Bimbim, aku merasakan cintanya yang semakin
menyusut. Aku tidak begitu ingin memerdulikan ini, tapi ternyata ini sangat
memengaruhi hidupku saat itu. Aku sendiri tidak mengerti apa yang aku lakukan
untuk Bimbim saat itu, mungkin itu membuat Bimbim kesal dan memutuskan untuk
berpisah denganku. Selang beberapa bulan kemudian, Seno mulai dekat lagi
denganku. Aku tak percaya, bahwa dia
yang akan ada disampingku disaat seperti itu. Aku memang tidak pernah
mengatakan betapa aku mencintai Bimbim, tapi aku selalu mengutarakan betapa
menyebalkannya Bimbim. Tak lama setelah Seno datang, Agus datang juga untuk
menyayangiku. Sempat terfikir dalam benakku untuk lebih memilih Agus daripada
Seno. Namun aku mulai bimbang, mereka seperti satu orang yang sama dengan nama
yang berbeda, persamaan sifat mereka benar-benar mmbuatku ingin memiliki mereka
agar saling melengkapi, tapi itu tidak mungkin. Bayangkan saja, kalau selera
mereka saat pergi ke mall sama, mall yang mereka pilih untuk jalan denganku
sama, cara mereka mengungkapkan perasannya sama, hanya sikap mereka saja yang
berbeda. Aku merasa seperti hanya memanfaatkan mereka bila begini kejadiannya,
bayangkan saja, hari ini aku pergi dengan Agus, keesokannya aku pergi kesini
juga dengan Seno, Pagi hari aku berkomunikasi lewat telfon dengan Agus,
Siangnya berkomunikasi dengan Seno. Ini seperti telah terencana, tapi padahal
tidak sama sekali. Setelah aku fikirkan lebih jauh, akupun punya pertimbangan besar
antara mereka. Ternyata aku punya alasan kuat untuk tidak memilih Agus. Dengan
begitu hanya ada Seno dalam fikiranku, perlahan-lahan aku membawanya menuju
pintu hatiku dan membantunya membuka
sedikit demi sedikit, aku selalu berusaha mempersiapkan batinku, menerima
kekurangan yang dimilikinya, menyesuaikan kelebihan yang dia miliki, mencoba
terbiasa dengan hidupnya, membiarkannya terbiasa dengan hidupku, dan berkeyakinan
bahwa didunia ini tak ada yang tak mungkin.
Tidak terasa
sudah hampir setahun aku dekat dengan Seno, tak menyangka bahwa hatiku telah
terbuka pas untuk dirinya, aku tidak punya alasan lagi untuk menolaknya. 5 bulan
aku menjomlo, berharap aku menjomlo sampai aku punya gelar Bidan (Minimal),
tapi tuhan berkata lain, aku terlanjur menyayangi Seno, pada 14-07-2012 aku
menerima Seno menjadi ‘pasanganku’. Orang yang selama ini aku fikir tidak
mungkin akan menjalani hidup denganku, ternyata malah menjadi anugerah terindah
dalam hidupku. Banyak hal yang terkadang membuat aku merasa ilfeel dengannya,
membuat aku tidak nyaman, membuat aku ingin berkata tidak untuknya, namun aku
menyadari betapa kurangnya diriku. Aku akan selalu berusaha menerimanya,
menjalani rintangan apapun bersama-sama, menjalin cinta dan kasih sayang yang
tulus, mencoba lebih memperkenalkan diriku yang lebih pribadi lagi, dll. Aku menyayangi
Seno, lebih dari rasa sayangku kepada Bimbim. Bahkan jauh...! Dia sangat
mengerti aku, sangat jujur kepadaku, selalu berusaha membahagiakanku, terkadang
ia dewasa, terkadang seperti anak kecil, itu sangat menyesuaikan sifat yang aku
miliki. Aku merasa sangat cocok dengannya. Namun aku hanya bisa berdoa dan
berusaha agak aku bisa dengannya suatu hari nanti , dan semoga hanya satu dalam
hidupku yang menjadi pendampingku
Thanks God, He is My Everything :*